Pertumbuhan gigi pada anak ditandai dengan pemunculan gigi pada permukaan gusi dan diikuti dengan perubahan posisi gigi dari dalam tulang pendukung gigi untuk?menempati posisi fungsionalnya?dalam rongga mulut. Faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan gigi anak?

Masa pemunculan gigi secara klinis merupakan suatu tanda pertumbuhan seorang anak dan lebih berhubungan dengan sistem pencernaannya. Proses kalsifikasi atau pematangan gigi telah dimulai ketika janin berusia 7 bulan. Gangguan gizi dan penyakit yang berkepanjangan dapat mengganggu proses kalsifikasi pada gigi susu maupun gigi permanen anak nantinya.

Pemunculan gigi?anak dimulai dari gigi bawah kemudian diikuti dengan gigi atas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemunculan gigi pada anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Pada anak kurus juga memperlihatkan pemunculan gigi yang lebih cepat dibandingkan dengan anak yang gemuk. Hal tersebut?dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga ketebalan jaringan tulang yang dapat mempengaruhi proses pemunculan gigi.

Pada umumnya, gigi susu pertama kali akan muncul pada usia 6 bulan sesudah lahir dan seluruh gigi susu selesai muncul pada usia 2,5 tahun, yang ditandai dengan gigi geraham susu kedua telah mencapai kontak dengan gigi antagonisnya. Urutan pertama gigi susu yang tumbuh adalah gigi seri bagian bawah (biasanya pada usia 6-9 bulan), kemudian disusul dengan gigi seri bagian atas. Gigi seri kedua, yaitu gigi yang?tumbuh di samping gigi seri pertama akan tumbuh saat usia 7-10 bulan. Terkadang gigi seri kedua di rahang bawah tumbuh lebih dulu sebelum gigi seri kedua di rahang atas. Lalu, satu gigi geraham depan tumbuh pada usia 16-20 bulan. Gigi taring juga mulai muncul pada usia yang sama. Gigi geraham kedua tumbuh pada usia 23-30 bulan. Pada akhirnya, akar gigi susu terbentuk sempurna pada usia 3 tahun. Kemudian,?satu per satu gigi susu itu akan tanggal dan digantikan dengan gigi permanen yang jumlahnya 32 buah, yang dimulai saat anak berusia 5-6 tahun sampai gigi geraham bungsu muncul pada usia 19-22 tahun.

Pembentukan struktur gigi yang sehat dan sempurna didukung oleh gizi yang cukup khususnya protein, kalsium, fosfat, dan vitamin (seperti vitamin C dan vitamin D). Tentang masalah gigi keropos pada anak, yang dikenal sebagai karies, merupakan penyakit kronik dari jaringan keras gigi yang disebabkan oleh demineralisasi email (lapisan keras atau lapisan luar gigi) oleh bakteri yang ada pada plak. Pada tahap akhir, karies akan menyebabkan kerusakan berupa gigi yang berlubang.

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi, dimana gula dari sisa makanan dan bakteri akan menempel pada waktu tertentu dan berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (sekitar pH 5,5) dan menyebabkan demineralisasi email, yang akan berlanjut menjadi karies gigi.

Awalnya, lesi karies berwarna putih akibat dekalsifikasi dan akan berkembang menjadi lubang berwarna coklat atau hitam yang mengikis gigi. Pada anak-anak atau balita dapat dijumpai kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya. Itu biasanya akibat pemberian susu atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada permukaan gigi. Kejadian itu disebut sebagai nursing-bottle caries yang sering dijumpai pada anak usia 12 bulan dengan kerusakan pada gigi seri atas, gigi geraham, dan gigi seri bawah.

Usaha untuk mencegah kerusakan gigi tentunya tidaklah bijaksana jika dilakukan dengan mengurangi pemberian susu atau ASI pada anak. Mengingat penyebab utama timbulnya karies gigi adalah plak, maka?upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan plak dari permukaan gigi anak. Upaya tersebut dapat berupa menyikat gigi, kumur-kumur, dan pembersihan gigi dengan kapas basah pada balita. Kebersihan gigi dan mulut hanya dapat dicapai dengan jalan menyikat gigi secara rutin dan teratur setiap hari terutama menjelang tidur agar permukaan gigi terbebas dari plak selama waktu tidur.

Anak usia balita memerlukan peran orang tua untuk membantu proses?belajar bagaimana cara menyikat gigi secara rutin dan benar. Dengan bimbingan untuk membiasakan menyikat gigi sejak dini, maka akan sangat bermanfaat untuk pencegahan kerusakan gigi pada anak nantinya. Upayakan juga untuk memperkenalkan anak secara dini bagaimana mengunjungi dokter gigi sejak usia satu tahun. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam membiasakan dan mengatasi rasa takut anak pada dokter gigi.

Gigi susu atau gigi sulung, yang oleh awam lebih dikenal sebagai gigi anak-anak biasanya mulai tumbuh (erupsi) pada bayi usia 6 bulan. Pertumbuhan gigi susu dimulai dengan gigi seri bagian bawah, disusul gigi seri bagian atas. Selanjutnya, tumbuh gigi seri ke-2, baru kemudian tumbuh geraham di usia usia 8-9 bulan. Gigi susu yang terakhir tumbuh adalah gigi taring. Hal ini sering ditandai dengan gejala bayi sering rewel, gusi bengkak disertai peningkatan suhu badan. Pada masa pertumbuhan gigi susu, biasanya gusinya terasa gatal sehingga anak ingin menggigit setiap benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya, anak tersebut bisa diberi mainan karet yang lunak, yang bersih dan aman untuk digigit-gigit dan dijauhkan dari benda-benda yang membahayakan keselamatannya.

Gigi susu diharapkan sudah tumbuh lengkap pada saat anak berusia 2 tahun. Kadang-kadang, ada bayi yang usianya belum genap enam bulan giginya sudah mulai tumbuh, atau ada juga anak sudah menginjak satu tahun giginya belum tumbuh sama sekali. Kondisi seperti ini tidak perlu dirisaukan karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gigi misalnya nutrisi, hormonal, ataupun keturunan (faktor genetik). Ada kasus anomali dimana tidak ditemukan benih gigi pada rahang anak sehingga selamanya gigi tidak akan tumbuh (namun kasus ini jarang sekali).

Gigi susu bila tumbuh lengkap berjumlah 20 buah, masing-masing 10 gigi di rahang atas dan 10 gigi di rahang bawah, yang terdiri dari 4 gigi seri, 2 gigi taring, dan 4 gigi geraham. Gigi geraham pada gigi susu hanya satu macam, sedangkan pada gigi tetap terdapat dua macam sehingga dibedakan menjadi gigi geraham besar dan gigi geraham kecil. Jumlah gigi tetap seluruhnya 32 buah.

Saat gigi susu tanggal, biasanya bersamaan dengan saat gigi tetap (gigi dewasa) tumbuh, tetapi ada pengecualian pada gigi geraham besar. Gigi geraham besar pertama mulai tumbuh pada umur enam sampai tujuh tahun. Gigi geraham ini bukan gigi pengganti. Artinya, gigi ini langsung muncul pada deretan di belakang gigi-gigi susu, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Jadi, gigi ini (dan juga gigi geraham besar lainnya) tumbuh tidak menggantikan gigi susu, sedangkan gigi lainnya, geraham kecil, taring, dan seri akan tumbuh menggantikan gigi pendahulunya (gigi susu). Usia anak 6 -11 tahun adalah periode gigi campur. Gigi kelihatan tidak beraturan karena berada pada masa peralihan saat tanggalnya gigi susu dan saat tumbuhnya gigi tetap. Pada masa ini perlu perhatian dari orang tua untuk memeriksakan kesehatan gigi anaknya ke dokter gigi, minimal 6 bulan sekali, agar pertumbuhan gigi tetap terkontrol dengan baik.

Sama halnya dengan gigi tetap, gigi susu secara umum berfungsi membantu proses pencernaan, pengucapan, dan estetika. Di samping itu, fungsi istimewa yang tidak dimiliki oleh gigi tetap adalah posisi gigi susu sebagai petunjuk bagi gigi tetap agar kelak tumbuh pada tempatnya dan menjaga pertumbuhan lengkung rahang. Bila gigi susu tanggal (lepas) sebelum saatnya, baik karena karies ataupun dicabut, gigi tetap yang akan tumbuh tidak mempunyai petunjuk sehingga sering salah arah, sehingga gigi tetap tumbuh tidak pada posisi yang ideal. Selain itu rahang yang ditinggal gigi susu jauh sebelum saatnya akan menyebabkan pertumbuhan lengkung rahang terganggu, lengkung rahang akan menyempit sehingga tidak cukup untuk menampung semua gigi dalam susunan yang teratur. Akibatnya, susunan gigi-geligi menjadi tidak beraturan ( crowded ).

Begitu penting fungsi gigi sulung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kelak, sehingga dibutuhkan bantuan orangtua untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi mereka. Karena anak belum bisa membersihkan giginya sendiri, diharapkan para ibu secara perlahan dapat mengajarkan kepada anaknya cara menggosok gigi yang benar dan teratur, minimal 2 kali sehari dengan sikat gigi khusus untuk anak-anak. Untuk gigi bayi yang belum erupsi penuh dapat dibersihkan dengan kain kassa atau kapas basah. Dengan menyikat gigi yang teratur kita telah melakukan tindakan preventif yang paling murah dan mudah bagi kesehatan anak-anak, daripada harus mengobati penyakit gigi yang sudah terlanjur parah.